#DailyBlog Belajar dari Singapura, Agama di Singapura
Liburan kali ini sangat istimewa karena kita sekeluarga lengkap beserta besan ke Singapura.
Tujuan liburan yang baik menurut saya. Selain budget, pengalaman menjajaki negeri orang yang ingin saya berikan kepada Bapak dan Mamah alias Aki dan Nenek. Bagaimana budaya di Singapura, agama di Singapura, makanan di Singapura.
Singapura merupakan negara yang kecil dengan penduduk yang sedikit. Mungkin lebih luas kota Jakarta ya. Karena kecilnya memungkinkan kami untuk mengunjungi lebih dari satu tempat wisata dalam sehari.
Saya lebih menarik untuk memberikan hikmah yang berharga pada kedua orang tua. Bahwa di Singapura orang tua masih dipekerjakan. Mereka punya stamina yang kuat, tekun bekerja, dan tentunya dapat uang. Para orang tua diberi kesempatan untuk bekerja di akhir umurnya supaya tetap produktif. Pekerjaan mereka bisa seperti office boy, cashier, cleaning service, supir, dll. Jangan kager ya kalau kamu beli sesuatu di Singapura yang melayani opah/omah hehe. Kalau supir taksi biasa dipanggil uncle.
Orang sana pun sehat-sehat. Karena ya kuat jalan kaki. Gak ada angkot, gak ada ojeg hahaha. Naik bis, baik kereta, atau kalau manja bisa naik taksi, ongkos taksi mayan mahal ya.
Menyambung dengan tugas Level 8 tentang Cerdas Finansial, maka saya juga memberikan pelajaran baru kepada Shibaa untuk bisa mengatur keuangannya. Selain kegiatan yang dilakukannya saat Tantangan 10 Hari kemarin, kali ini saat liburan kami tidak naik taksi, kami naik bis / MRT. Hemat 😂😂😂. Supaya beli oleh-olehnya lebih banyak qiqiqiqi.
Ternyata ya hasil dari T10 lalu membuat Shibaa gak laper mata untuk beli mainan. Alhamduliah. Ditawarin ke Daiso, lebih memilih santai-santai di samping stadium menikmati sepoynya angin, memandangi MBS dan Spore Flyer dari kejauhan. Yeay jadi tasnya penuh dengan belanjaan ibu hahahaha. ups! 😂
Balik lagi ke pengalaman Aki. Sesampainya di Indonesia, aki lebih semangat dan gesit melakukan sesuatu. "Malu sama orang Singapura, udah tua malah makin produktif!"