Semua Anak adalah Bintang
Memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, izinkan ibu menyapa kalian dengan cerita tentang puasanya Shibaa di Ramadhan tahun ini. Apalagi saat ibu mengerjakan tugas level 7 kelas Bunda Sayang, Shibaa lagi puasa dan masuk sekolah. Duh ibu jaman kecil gak sanggup, berat banget. Tapi Shibaa kuat dan ditawarkan nenek untuk berbuka di siang hari malah ditolaknya. MasyaAllah.
Berdasarkan pengamatan nenek, saat bermain ketika puasa, Shibaa banyak geraknya, keliatan capek. Seperti membuat kue lalu ditawarkan kepada anggota keluarga. Membuat kerajinan tangan dari paket kreativitasnya Menthilis.
Gak berasa waktu berbuka pun tiba. Yeay berbuka puasa dengan senang dan bahagia karena makanan berbukanya disiapkan sendiri.
Dari kegiatan-kegiatan itu ibu merasa yakin sekali dengan potensi Shibaa dalam mengarungi kehidupan ini. Sesuatu yang sangat kuat ada pada dirimu. Kreatif, disiplin, teliti. MasyaAllah.
Di level 7 ini, orang tua diminta menggali apa yang ada dalam diri anaknya. Sesuatu yang berkilau. Makin digosok makin sip! Bukan dibandingin sama anak orang lain yang berbeda rahimnya dan proses persalinannya.
Hmm, ibu menemukan makna terdalam pada tantangan level ini. Anak menjadi bintang maka ibu semakin sabar. Sabar dalam berkomentar dan bergaul. Makin hati-hati membuat status dan mengetik chat di grup untuk tidak menyindir ataupun melukai hati ibu yang lain. Ya itu sama aja bandingi dirimu paling hebat dibanding ibu yang lain. Stoo membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain ya. Jika ibu selesai emosinya maka pengasuhanmu akan mudah dijalani bukan dikeluhkan ataupun dituliskan demi popularitas.
0 komentar:
Posting Komentar