Mengapa Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara
Kita perlu mengetahui perbedaan antara ASI, susu hewan, dan susu formula, serta bahaya pemberian makanan buatan.
Keuntungan Menyusui
Keuntungan bayi yang memperoleh ASI adalah:
- ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat
- ASI mudah dicerna dan digunakan secara efesien oleh tubuh bayi
- ASI melindungi bayi terhadap infeksi, yang sangat penting bagi bayi baru lahir
- Memberikan keuntungan jangka panjang pada kesehatan, seperti mengurangi risiko obesitas dan alergi
1. Keuntungan menyusui adalah:
- Membantu ibu dan bayi untuk (bonding) - yaitu mengembangkan hubungan yang erat dan penuh kasih
- Membantu perkembangan bayi
- Dapat menunda kehamilan baru
- Melindungi kesehatan ibu dengan berbagai cara
- Menyusui membantu rahim kembali ke ukuran semula. Hal ini mengurangi perdarahan, dan dapat membantu mencegah anemia
- Mengurangi resiko kanker ovarium dan kanker payudara, dan diabetes tipe2
- Menyusui lebih murah dibandingkan makanan buatan, termasuk biaya kesehatan yang lebih sedikit
- Tidak menghasilkan limbah, jadi lebih baik untuk lingkungan
2. Zat gizi dalam ASI dan susu hewan
Semua jenis susu ini mengandung lemak, yang menyediakan sekitar setengah dari energi yang dibutuhkan bayi manusia atau bayi hewan; ketiganya mengandung protein untuk pertumbuhan, dan ketiganya mengandung gula susu khusus yakni laktosa, yang juga memberi energi.
Pada beberapa komunitas, susu hewan lain, seperti susu kambing, juga digunakan. Ada perbedaan susu dari hewan yang berbeda, namun secara umum apa yang disampaikan tadi berlaku unuk semua hewan.
Protein adalah zat gizi penting, dan kita mungkin berpikir bahwa lebih banyak protein pasti lebih baik. Namun, sapi dan hewan lain tumbuh lebih cepat dari pada manusia, sehingga memerlukan susu dengan konsentrasi protein lebih tinggi. Akan sulit bagi ginjal bayi yang belum sempurna untuk membuang kelebihan sisa protein dari susu hewan.
Susu formula bayi dapat dibuat dari susu hewan, atau dari kacang kedelai dan minyak nabati. Jumlah protein pada susu formula sudah disesuaikan, sehingaa mendekati ASI. Namun kualitasnya sangat berbeda, dan jauh dari sempurna untuk Bayi.
Untuk membuat formula agar mirip dengan ASI, harus ditambahkan gula. Terkadang gula lain seperti sukrosa ditambahkan, bukannya laktosa. Sukrosa kurang cocok untuk bayi, dan biasa menyebabkan karies gigi pada anak.
ASI juga mengandung oligosakarida, yang merupakan rantai pendek dari molekul gula. Zat ini memiliki fungsi anti infeksi yang penting.
3. Kualitas protein pada susu yang berbeda
Sebagian besar protein dalam susu sapi adalah kasein, yang di dalam perut bayi membentuk gumpalan tebal dan sulit dicerna. ASI mengandung jenis kasein yang berbeda. Kasein tersebut membentuk gumpalan yang lebih lembut yang lebih mudah dicerna, dengan jumlah yang lebih sedikit.
Protein yang mudah larut (soluble) atau protein whey juga berbeda. ASI mengandung alfa-laktalbumin, dan susu sapi mengandung beta-laktoglobulin. Dalam ASI banyak protein whey yang mengandung protein anti-infeksif, seperti Imunoglobulin A, atau lgA, dan laktoferin, yang membantu melindungi bayi terhadap infeksi. Susu sapi dan formula tidak mengandung jenis protein anti-infektisf yang melindungi bayi.
Bayi mungkin akan mengalami diare, sakit perut, ruam dan gejala lainnya. Diare mungkin akan menetap (persisten), yang dapat sedikit saja susu formula pada hari-hari pertama hidupnya.
4. Perbedaan lemak di berbagai jenis susu yang berbeda
ASI mengandung asam lemak esensial yang tak terdapat di dalam susu sapi. Asam lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. ASI juga mengandung enzim lipase yang membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan atau susu formula.
Jadi, lemak yang terdapat di dalam ASI dicerna lebih sempurna dan digunakan lebih efesien oleh tubuh bayi di bandingkan dengan susu sapi atau susu formula.
Tinja bayi yang diberi formula lebih keras dan kental dari pada bayi yang diberi ASI. Hal ini antara lain disebabkan karena tinja bayi yang diberi susu formula mengandung lebih banyak mengandung lemak dan sisa makanan yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh bayi.
5. Kandungan vitamin
ASI mengandung banyak vitamin A dan C, jika terdapat dalam jumlah cukup di dalam makanan ibunya. ASI dapat mensuplai vitamin A sebanyak yang diperlukan anak bahkan di tahun kedua usianya.
Susu sapi banyak mengandung vitamin B. Namun ia tidak mengandung vitamin A dan vitamin C sebanyak dalam ASI. Susu formula memiliki vitamin yang cukup untuk kebutuhan bayi karena memang sudah ditambahkan ke dalamnya.
6. Kandungan Zat besi
Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. Bayi yang diberi susu sapi mungkin tidak dapat cukup zat besi, sehingga bayi sering menderita anemia. Bayi yang disusui ekslusif mendapatkan cukup zat besi, dan mereka terhindar dari anemia kekurangan zat besi setidaknya sampai usia 6 bulan, bahkan seringkali lebih lama dari itu.
Informasi lanjutan: Bayi yang lahir cukup bulan mendapatkan cukup zat besi yang mereka butuhkan melalui plasenta.
7. Perlindungan terhadap infeksi
Asi bukan sekedar makanan untuk bayi, ASI 'cairan hidup' yang melindungi bayi dari infeksi. ASI mengandung sel-sel darah putih , dan sejumlah faktor anti-infektif, yang dapat melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya dan terhadap bakteri yang ada di lingkungannya. Perlindungan ini sangat penting segera setelah bayi lahir
Pada beberapa komunitas, susu hewan lain, seperti susu kambing, juga digunakan. Ada perbedaan susu dari hewan yang berbeda, namun secara umum apa yang disampaikan tadi berlaku unuk semua hewan.
Protein adalah zat gizi penting, dan kita mungkin berpikir bahwa lebih banyak protein pasti lebih baik. Namun, sapi dan hewan lain tumbuh lebih cepat dari pada manusia, sehingga memerlukan susu dengan konsentrasi protein lebih tinggi. Akan sulit bagi ginjal bayi yang belum sempurna untuk membuang kelebihan sisa protein dari susu hewan.
Susu formula bayi dapat dibuat dari susu hewan, atau dari kacang kedelai dan minyak nabati. Jumlah protein pada susu formula sudah disesuaikan, sehingaa mendekati ASI. Namun kualitasnya sangat berbeda, dan jauh dari sempurna untuk Bayi.
Untuk membuat formula agar mirip dengan ASI, harus ditambahkan gula. Terkadang gula lain seperti sukrosa ditambahkan, bukannya laktosa. Sukrosa kurang cocok untuk bayi, dan biasa menyebabkan karies gigi pada anak.
ASI juga mengandung oligosakarida, yang merupakan rantai pendek dari molekul gula. Zat ini memiliki fungsi anti infeksi yang penting.
3. Kualitas protein pada susu yang berbeda
Sebagian besar protein dalam susu sapi adalah kasein, yang di dalam perut bayi membentuk gumpalan tebal dan sulit dicerna. ASI mengandung jenis kasein yang berbeda. Kasein tersebut membentuk gumpalan yang lebih lembut yang lebih mudah dicerna, dengan jumlah yang lebih sedikit.
Protein yang mudah larut (soluble) atau protein whey juga berbeda. ASI mengandung alfa-laktalbumin, dan susu sapi mengandung beta-laktoglobulin. Dalam ASI banyak protein whey yang mengandung protein anti-infeksif, seperti Imunoglobulin A, atau lgA, dan laktoferin, yang membantu melindungi bayi terhadap infeksi. Susu sapi dan formula tidak mengandung jenis protein anti-infektisf yang melindungi bayi.
Bayi mungkin akan mengalami diare, sakit perut, ruam dan gejala lainnya. Diare mungkin akan menetap (persisten), yang dapat sedikit saja susu formula pada hari-hari pertama hidupnya.
4. Perbedaan lemak di berbagai jenis susu yang berbeda
ASI mengandung asam lemak esensial yang tak terdapat di dalam susu sapi. Asam lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah. ASI juga mengandung enzim lipase yang membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan atau susu formula.
Jadi, lemak yang terdapat di dalam ASI dicerna lebih sempurna dan digunakan lebih efesien oleh tubuh bayi di bandingkan dengan susu sapi atau susu formula.
Tinja bayi yang diberi formula lebih keras dan kental dari pada bayi yang diberi ASI. Hal ini antara lain disebabkan karena tinja bayi yang diberi susu formula mengandung lebih banyak mengandung lemak dan sisa makanan yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh bayi.
5. Kandungan vitamin
ASI mengandung banyak vitamin A dan C, jika terdapat dalam jumlah cukup di dalam makanan ibunya. ASI dapat mensuplai vitamin A sebanyak yang diperlukan anak bahkan di tahun kedua usianya.
Susu sapi banyak mengandung vitamin B. Namun ia tidak mengandung vitamin A dan vitamin C sebanyak dalam ASI. Susu formula memiliki vitamin yang cukup untuk kebutuhan bayi karena memang sudah ditambahkan ke dalamnya.
6. Kandungan Zat besi
Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. Bayi yang diberi susu sapi mungkin tidak dapat cukup zat besi, sehingga bayi sering menderita anemia. Bayi yang disusui ekslusif mendapatkan cukup zat besi, dan mereka terhindar dari anemia kekurangan zat besi setidaknya sampai usia 6 bulan, bahkan seringkali lebih lama dari itu.
Informasi lanjutan: Bayi yang lahir cukup bulan mendapatkan cukup zat besi yang mereka butuhkan melalui plasenta.
7. Perlindungan terhadap infeksi
Asi bukan sekedar makanan untuk bayi, ASI 'cairan hidup' yang melindungi bayi dari infeksi. ASI mengandung sel-sel darah putih , dan sejumlah faktor anti-infektif, yang dapat melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu sebelumnya dan terhadap bakteri yang ada di lingkungannya. Perlindungan ini sangat penting segera setelah bayi lahir